watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

FATIMAH GADIS SEXY

Namaku Fatimah, sebagai seorang perempuan,
cara hidupku sangat penuh dengan aturan aturan
adat istiadat yang membuat aku harus selalu
bersikap tertutup di depan umum. Baru ditengah
keluarga aku boleh bersikap lebih terbuka dengan
bergurau dan bercanda. tetapi bagiku yang
kuperlukan bukanlah bercanda hanya dengan
saudara saudaraku, tetapi aku juga butuh
bercanda dengan teman yang lain terutama yang
pria. Namun semua ini hanyalah keinginanku
saja, karena sampai aku menginjak usia dewasa,
aku bukannya menjadi bertambah bebas, justru
aku makin menjadi terkungkung oleh adat
istiadat .
Ketika usiaku menginjak 13 tahun, aku mulai
merasakan perubahan perubahan dalam diriku,
kurasakan saat itu buah dadaku mulai bertambah
montok, belum lagi ketiakku mulai ditumbuhi
dengan bulu bulu halus yang membuat aku
merasa malu pada teman temanku, namun
dibalik itu aku mulai merasakan adanya gejolak
gejolak aneh dari dalam diriku setiap kali aku
memandang tubuhku yang telanjang di depan
kaca, rasanya aku merasakan tubuhku panas dan
sepertinya dari buah dadaku yang sudah
mengembang besar itu terasa geli. Aku tak
mengerti semua ini, setiap kali aku merasakan
semua ini aku hanya dapat diam saja, paling
paling aku hanya meremas sendiri buah dadaku
agar tidak terasa geli, tapi semuanya tak
menolong. Sampai suatu ketika aku menjadi
kaget ketika saat mandi aku melihat celana
dalamku penuh dengan darah. Aku menangis
menemui ibuku dan mengatakan semua ini.
Dengan tertawa ibuku berkata bahwa sekarang
aku sudah akil balig karena aku sudah mendapat
haid. Baru saat itulah aku mengerti lebih jelas
tentang diriku sebagai wanita, sehingga ketika dari
kemaluanku mulai tumbuh bulu bulu keriting
yang makin lama makin memenuhi bukit
nonokku, aku bukannya takut bahkan aku
menjadi bangga, Setiap pagi kuperhatikan bulu
bulu itu, kucuci dengan sabun dan kulap dengan
handuk, begitu juga dengan bulu ketiakku yang
makin hari makin bertambah lebat. Semua ini
berlangsung sampai usiaku menginjak 16 tahun.
Pada usia 16 tahun ini aku merasakan bahwa
tubuhku sudah benar benar mekar sempurna,
badanku cukup jangkung untuk ukuran
perempuan seumurku yaitu 170 cm, aku memiliki
sepasang buah dada yang sangat montok dan
kencang, puting susuku berwarna kecoklatan
sangat serasi dengan kulitku yang agak kehitaman
ini, begitu juga dengan kakiku panjang sekali dan
dipangkal pahaku penuh dengan kerimbunan
jembut yang hitam legam hampir mencapai ke
pusarku. Semua ini seringkali membuat aku
sangat bangga dengan diriku, karena hampir
semua teman putriku iri melihat badanku yang
seksi ini. Tetapi ada satu hal yang seringkali
membuat aku gelisah, karena dengan bertambah
dewasanya usiaku aku makin merasakan gejolak
birahiku makin menggebu gebu. Setiap kali aku
telanjang bulat sendirian, aku selalu merasakan
nonokku basah dan sepertinya ada rasa yang
tidak enak di selangkanganku ini. Begitu juga
susuku seringkali putingnya menjadi kaku dan
terasa geli sekali bila disentuh. Suatu kali ketika
kurasakan nonokku basah dan terasa ada yang
mengganjal di selangkanganku, timbul
keinginanku untuk mengetahui apa yang
membuat rasa tak enak diselangkanganku itu.
Ketika kusibakkan jembutku yang lebat dan
panjang itu serta kukuakkan bibir nonokku,
barulah aku tahu bahwa ternyata itilku yang
mengembang membuat nonokku serasa
terganjal. Memang itilku besar sekali, jika sedang
ngaceng. Ketika kusentuh dengan jariku, aku
langsung seperti tersengat oleh rasa geli yang
menjalar keseluruh tubuhku. Aku tak dapat
berbuat apa apa karena memang aku tak
mengerti, tetapi aku sadar bahwa aku
mempunyai nafsu yang besar, namun karena
tidak punya jalan pelepasannya, maka sampai
saat itu aku masih belum tahu cara
menikmatinya.
Pada usiaku yang kesembilan belas, aku sudah
menyelesaikan SMA ku dan rencananya aku
kepengen meneruskan pelajaranku keperguruan
tinggi. Tetapi pada waktu itu oleh Bapak dan Ibu
aku dikenalkan pada seorang laki laki yang
rencananya akan dijodokan dengan aku.
Meskipun saat ini bukan jamannya Siti Nurbaya,
tetapi adat istiadat bangsaku membuat aku tak
berdaya untuk menolak kemauan orang tuaku ini.
Dan sebenarnya yang paling penting, dengan
punya teman laki laki berarti aku bisa
bereksperimen untuk mengetahui nikmatnya
seks.
Calon suamiku bernama Rhoma dia seorang
pemuda anak orang kaya, pada awal perjumpaan
kelakuannya memang alim sekali, tetapi pada
beberapa pertemuan berikutnya ketika orang
tuaku sudah tidak ikut menemani kami, maka
omongannya mulai melantur dan jorok, tetapi
anehnya aku menyukai semuanya itu. Bahkan
aku berharap agar dia berbuat lebih dari pada
sekedar omong saja. Orang tuaku memberi
kebebasan untuk aku dan Rhoma berpacaran,
mereka selalu membiarkan kami berdua dikamar
tamu, bahkan kadang kadang mereka pergi
meninggalkan kami berdua dengan seorang
pembantu dirumah. Ini semua membuat Rhoma
jadi makin berani dan akupun selalu bersikap
meladeni apapun juga yang dilakukan Rhoma,
karena aku tahu bahwa Rhoma akan mampu
memenuhi rasa ingin tahuku yang sangat besar
itu.
Siang itu aku sendirian dirumah, karena kedua
orang tuaku pergi ke Pasuruan untuk suatu
urusan, dalam keadaan kesepian aku mencoba
menelepon Rhoma dirumahnya, ternyata Rhoma
ada dirumah dan iapun juga sedang menganggur
tanpa pekerjaan. Ketika kuberitahu bahwa orang
tuaku sedang pergi dan kutawari agar dia datang
ke rumahku Rhoma setuju. Tidak sampai sepuluh
menit kemudian kudengar suara mobil Rhoma
berhenti didepan rumahku, aku berlari lari keluar
untuk membukakan pintu. Setelah kupersilahkan
duduk, aku masuk sebentar untuk mengambilkan
minum dan kemudian aku duduk
mendampinginya. Mula mula kami omong
omong saja, tetapi tangan Rhoma mulai
mengembara ke pahaku dan bibirnya mulai juga
menciumi bibirku, lidahnya dijulurkan memasuki
mulutku akupun membalasnya dengan
menjulurkan lidahku sehingga lidah kami saling
berkaitan. Kupeluk Rhoma erat erat karena aku
mulai bernafsu menikmati ciuman Rhoma yang
hangat itu, apalagi ketika kurasakan tangan
Rhoma menyelusupi bajuku dan meremas
susuku yang kanan. Aku menggeliat karena
puting susuku terasa geli sekali oleh sentuhan jari
jari Rhoma, yang meremas susuku dengan
bernafsu sekali. Tidak puas dengan satu tangan
Rhoma memasukkan kedua tangannya kedalam
bajuku dan mulai meremas serta memilin milin
puting susuku. Aku menjadi gelisah karena
remasan tangan Rhoma membuat nonokku jadi
gatal dan berair, kupeluk Rhoma makin erat
sambil makin menekankan bibirku ke bibir Rhoma
sekedar untuk menahan nafsuku yang membara
itu. Tidak puas dengan meremas remas dadaku,
tangan Rhoma makin turun kebawah dan mulai
meremas remas pantatku, aku menggelinjang
dan mulutku mulai mendesah, dalam hatiku aku
agak takut juga, karena saat itu seperti biasanya
kalau sedang di rumah, maka aku tidak memakai
celana dalam. Aku yakin bahwa Rhoma
mengetahui hal ini, karena mendadak tangannya
sudah menyentuh bukit nonokku yang penuh
jembut dan meremasnya dengan lembut. Saat itu
aku benar benar pasrah aku hanya menunggu
apa yang akan dilakukan Rhoma, karena
semuanya terasa nikmat dan geli. Ketika Rhoma
berbisik agar aku membuka bajuku dengan sigap
aku segera melepasnya. Begitu melihat susuku
yang tanpa penutup itu Rhoma langsung
menciuminya serta menghisap putingnya
sembari terus menerus meremas remasnya.
Tanpa sadar aku mencakar punggung Rhoma
karena aku merasakan kegelian yang amat sangat
disamping nonokku rasanya seperti bengkak dan
basah kuyup oleh nafsuku sendiri. Dalam keadaan
tubuh separuh telanjang Rhoma membaringkan
aku di atas sofa, sambil bibirnya terus menghisap
puting susuku yang sudah membatu itu tangan
Rhoma mulai beraksi melepaskan rokku yang
bawah. Aku bukannya berusaha melarangnya,
malahan aku sengaja mengangkat pantatku
supaya Rhoma lebih mudah membukanya.
Begitu rokku ditarik kebawah, terpampanglah
sudah tubuhku dalam keadaan telanjang bulat.
Meskipun sudah seringkali kami bermesraan
seperti ini, tetapi untuk telanjang secara utuh,
baru kali ini aku lakukan. Tak heran bilamana
Rhoma begitu terangsang melihat pangkal pahaku
yang jembutnya lebat seperti hutan itu.
Diciuminya jembutku sambil menggosok
gosokkan hidungnya ke selangkanganku dengan
penuh nafsu. Rasa gatal yang ditimbulkan oleh
gesekan kulit hidung Rhoma dengan jembutku
membuat aku menjadi gelisah. Maka bila semula
tadi pahaku seperti terkunci rapat karena rasa
tegang, maka tanpa kusadari pelan pelan terkuak
membuat Rhoma makin belingsatan karena
nonokku yang masih perawan itu terpampang
dihadapannya. Tanpa sungkan Rhoma langsung
saja menciumi itilku yang sudah kaku seperti batu
itu dan menjilati dengan lidahnya. Aku merasa
seperti kena listrik begitu lidah Rhoma menyentuh
ujung itilku…….rasanya enak sekali……. geli gatal
semuanya menjadi satu. Kurengkuh kepala
Rhoma yang menempel disela sela pahaku dan
kutekan keras keras agar makin menempel ke
nonokku. Inilah benar benar kenikmatan yang
selama ini aku ingin rasakan…begitu nyata dan
nikmat…geseran lidah Rhoma diujung itilku
membuat nafsuku memuncak, apalagi ketika
Rhoma juga mulai menjilati bagian dalam
nonokku itu. Kudengar suara berkecipak ketika
Rhoma menjilati nonokku yang sudah basah
kuyup itu. Aku benar benar seperti kena sihir, aku
merintih rintih oleh rasa nikmat itu. Rupanya
Rhoma sendiri sudah tak tahan dengan semua ini.
Ia tiba tiba menghentikan gerakannya dan berdiri,
aku sangat terkejut kutatap wajah Rhoma yang
berdiri didepanku, rupanya Rhoma sedang
melepaskan pakaiannya dan telanjang bulat. Aku
kaget sekali ketika melihat kontol Rhoma yang
dalam pandanganku begitu besar dan
menyeramkan. kontolnya berwarna coklat
kehitaman melengkung dengan ujungnya yang
pelontos persis seperti jamur , panjang sekali.
Baru kali ini aku melihat kontol pria yang
sesungguhnya, apalagi dalam keadaan ngaceng
seperti kepunyaan Rhoma saat ini sungguh
mendebarkan dan benar benar menakutkan, aku
tak dapat membayangkan seandainya barang
yang sebegitu besar dimasukkan dalam liang
nonok yang sempit.
Selesai melepaskan semua pakaiannya, Rhoma
kembali mulai menciumi nonokku dan juga
menjilati liang nonokku, agar supaya lebih leluasa
menjilati bagian dalamnya, Rhoma merentangkan
kakiku lebih lebar lagi sehingga nonokku makin
merekah. Aku merasakan kehangatan lidah
Rhoma menelusuri bagian dalam nonokku, enak
sekali……Rhoma benar benar pandai menjilati
nonok, aku menggelepar gelepar setiap kali
lidahnya menyapu bagian bagian yang peka dari
nonokku, rasa geli yang kurasakan sepertinya tak
tertahankan lagi hingga tiba tiba aku menjerit
karena kurasakan suatu desakan dari dalam liang
nonokku seperti terlepas keluar. Kurasakan
dinding nonokku sepertinya berdenyut denyut
nikmat sekali disertai mengalirnya cairan hangat
dari dalamnya. Badanku jadi kaku menahan rasa
nikmat yang tiada taranya itu, kutekankan kepala
Rhoma keselangkanganku dan kujepit kepalanya
dengan kedua pahaku agar aku dapat lebih
menikmati rasa geli yang luar biasa ini. Ketika rasa
nikmat itu mulai berkurang, akupun merasa
sangat lemas sekali. Kulepaskan kepala Rhoma
dan aku terpejam merasakan keletihan yang luar
biasa, aku sepertinya tak merasakan apapun,
yang terbayang hanyalah rasa nikmat yang
diberikan Rhoma ketika dia menjilati nonokku.
Tiba tiba aku merasa kaget ketika kurasakan ada
benda hangat menempel dibibirku, ketika kubuka
mataku, barulah aku tahu kalau benda itu adalah
kontol Rhoma. ” Ayo sekarang kamu hisap
punyaku ya” begitu bisik Rhoma kepadaku.
Dengan ragu ragu aku mencoba menjilat dahulu
ujung kontolnya yang licin berkilat itu, terasa asin,
ketika Rhoma agak memaksa agar mulutku
menganga lebih lebar maka aku mulai kuatir kalau
kontol sebesar itu tak bisa masuk kedalam
mulutku. ” Jangan sampai kena gigimu, sakit” aku
hanya diam saja mendengar kata kata Rhoma,
tetapi kucoba untuk tidak sampai gigiku mengenai
batang kontolnya. Pelan pelan Rhoma menekan
kontolnya memasuki mulutku, ketika sudah
hampir separuh kontolnya masuk, aku mulai
tersedak.
Kutahan perut Rhoma dan ia menurut.
Disuruhnya aku untuk menghisap hisap dan
mengenyot batang kontolnya serta memaju
mundurkan bibirku. Ketika kuturuti semua
keinginan Rhoma itu, kulihat Rhoma
memejamkan matanya sambil mendesis seperti
keenakan, tangannya meremas remas susuku
sepertinya ingin meremukkannya, tetapi anehnya
aku tak merasa sakit justru nikmat sekali. Tak
lama aku menghisap kontolnya, tiba tiba saja
Rhoma mengejang dan kurasakan ada cairan
kental menyembur dari kontolnya memenuhi
rongga mulutku, aku terkejut sekali, dengan
spontan kutarik mulutku dan kumuntahkan cairan
kental yang sudah terlanjur masuk ke mulutku
itu. Rhoma sangat kaget dengan tindakanku itu
tangannya segera memegang kontolnya yang
masih terus mengeluarkan cairan putih kental dari
ujungnya itu, karena kulepaskan maka cairan itu
menyemprot keluar membasahi mukaku dan
susuku. Setelah beberapa saat barulah cairan
kental itu berhenti keluar dari kontol Rhoma.
Rhoma langsung mengomel ” Kenapa kamu
cabut, aku baru merasa enak kok kamu lepas”
Aku benar benar tak mengerti dengan semua ini,
aku kebingungan mencari lap untuk
membersihkan cairan kental yang menempel di
muka serta di susuku. Ketika Rhoma
menyerahkan sapu tangannya, dengan segera
kubersihkan semua cairan kental yang berwarna
putih seperti susu itu. Saat itu barulah aku sadar
kalau inilah yang namanya sperma itu. Tak
kusangka bahwa begitu banyak sperma yang
dikeluarkan Rhoma, dan aku jadi agak menyesal
karena membuat dia jadi kurang puas menikmati
hisapanku tadi. Semuanya disebabkan karena
kekurang mengertinya aku. Ketika kulirik lagi,
kulihat kontol Rhoma sudah tidak berdiri seperti
tadi lagi, saat ini kontolnya sudah menunduk, aku
tersenyum melihat kontol Rhoma seperti itu.
Rhoma diam saja, hanya dia mengambil sapu
tangannya tadi dan melap kontolnya sampai
bersih. Karena aku sadar kalau aku sudah
mengecewakannya, maka aku mencoba
mengambil hatinya dengan mengelus elus
kontolnya yang sudah mengkerut itu, sementara
nonokku yang masih berlepotan cairan lendir itu
kuhadapkan ke muka Rhoma. Benar saja, Rhoma
langsung hilang marahnya, ia kembali lagi
menjilati nonokku, terutama di bagian luar yang
tadinya penuh dengan lendir itu. Karena posisiku
yang setengah duduk tetapi agak mengangkang,
maka aku dapat melihat dengan jelas semua
tingkah Rhoma yang menjilati nonokku itu, kedua
belah tangannya menguakkan bibir nonokku
sehingga itilku makin maju kedepan, itulah yang
menjadi sasaran lidah Rhoma. Rasa geli kembali
menyerang tubuhku, tanpa sadar aku meremas
remas sendiri susuku. Tiba tiba Rhoma berdiri
sehingga aku bisa melihat kontolnya yang sudah
ngaceng lagi itu. Dengan agak berjongkok Rhoma
menuntun kontolnya kearah liang nonokku. Aku
kaget sekali dan segera memberontak, karena
untuk yang satu ini aku belum berani. Aku benar
benar takut menjadi tidak perawan, kalau cuma
dijilat atau menghisap kontol saja aku masih
bersedia, tetapi kalau sudah dimasukkan, nanti
dulu………… Rhoma agak malu melihat
penolakanku itu, dikiranya mungkin aku pasti
mau mengingat apa yang sudah kami lakukan
tadi. Aku berkata pada Rhoma kalau untuk yang
satu itu aku belum berani, tetapi kalau yang
lainnya boleh saja, karena aku juga suka. Rhoma
rupanya tidak kehilangan akal, ia menyuruh aku
berbalik lalu ditunggingkannya pantatku keatas,
kurasakan lidah Rhoma menyelusupi liang
pantatku yang juga ditumbuhi oleh jembut,
rasanya geli membuat aku terkikik karena jijik.
Tapi jilatan Rhoma tidak hanya disitu saja,
lidahnya berpindah pindah dari liang pantat ke
bibir nonokku kemudian pindah lagi ke itilku,
semuanya membuat aku jadi terbang keawang
awang lagi. Ketika Rhoma membasahi pantatku
dengan ludah yang banyak aku tetap tak sadar
apa yang dimaui Rhoma, baru ketika kurasa perih
di pantatku, aku sadar bahwa kontol Rhoma
sudah dimasukkan ke dalam pantatku. Aku
merintih kesakitan, tetapi Rhoma menyuruh aku
diam dan menikmati semuanya itu. Aku
menggigit bibir menahan sakit, sementara tangan
Rhoma terus terusan meremas susuku dan
memilin milin putingku. Ketika rasa sakitku sudah
mulai hilang, kurasakan betapa liang pantatku
seperti diganjal dengan tongkat yang besar sekali.
Aku kembali meringis ketika Rhoma menarik
kontolnya pelan pelan sekali, melihat aku merintih,
Rhoma segera menggosok itilku dengan jarinya
sehingga aku merasa geli dan melupakan sakitku.
Demikian terus Rhoma menggelitik itilku sehingga
tiba tiba dia melenguh dan pejunya menyemprot
ke dalam liang pantatku. Rhoma menjadi lega
dengan semua ini. Akupun menjadi lega karena
dapat menyenangkan pacarku. Untuk selanjutnya
bilamana ada kesempatan kami selalu melakukan
hal ini, saling menjilat, menghisap dan
memasukkan kontol kedalam pantatku.
Belakangan aku juga dapat menikmati enaknya
main lewat pantat ini, karena Rhoma tahu caranya
merangsang itilku sambil merojok pantatku yang
juga membuat aku jadi puas.
Ketika usiaku 20 tahun, Rhoma meminangku,
karena memang semua ini sudah disiapkan oleh
kedua orang tua kami, maka tidak ada
penghalang bagi aku dan Rhoma untuk naik
kepelaminan. Pernikahan kami berlangsung
sesuai adat suku yang penuh dengan upacara
upacara, semua berlangsung dengan lamban.
Mengapa aku merasakan kelambanan dari semua
acara ini, karena sebenarnya aku sudah ingin
cepat cepat masuk kamar pengantin dan
menikmati kontol Rhoma di dalam liang nonokku,
bukan hanya di pantatku saja. Bayangkan selama
satu tahun sejak pertama kali aku merasakan
nikmatnya rangsangan Rhoma, yang dilakukan
Rhoma hanyalah menjilati nonokku, merangsang
itilku dengan jarinya paling banter Rhoma hanya
kuijinkan menggosok gosokkan kontolnya diluar
bibir nonokku. Semuanya kurang nikmat karena
hanya semu, malam ini aku akan merasakan
yang sejati yaitu kontol Rhoma akan menyelam
dalam nonokku, aku akan merasakan kenikmatan
yang sejati, bukan kenikmatan yang semu.
Menjelang jam 10 malam. orang tua kami
menyuruh kami beristirahat dahulu, meskipun
saat itu masih banyak tamu yang belum pulang.
Aku sebenarnya sangat malu untuk masuk ke
kamar, tetapi karena desakan orang tua, maka
kamipun berdiri dan meninggalkan pelaminan
menuju kamar pengantin kami. Hampir semua
muda mudi yang masih tinggal tertawa tawa
melihat kami yang menuju kamar pengantin, aku
tahu apa yang mereka tertawakan, karena hal ini
juga sering aku lakukan bilamana pergi ke pesta
perkawinan temanku, kami selalu tertawa
membayangkan bahwa malam itu akan ada
perempuan yang menangis karena kesakitan
tetapi juga sekaligus keenakan karena
bersetubuh ! Membayangkan ini rasanya aku
ingin cepat cepat masuk kekamar dan menutup
pintunya, tetapi rasanya lama sekali perjalanan
dari pelaminan menuju kamar tidur kami yang
jaraknya hanya beberapa meter itu. Begitu
memasuki kamar, aku langsung duduk diatas
tempat tidur sambil bernafas lega sekali. Rhoma
sendiri juga tahu bahwa kita berdua menjadi
sasaran gurauan dari semua yang hadir, karena
itu dia meminta agar aku tetap tinggal di kamar
sementara dia akan keluar dahulu untuk menemui
tamu tamu yang masih tinggal agar mereka tidak
berpikiran yang macam macam.
Aku agak kecewa juga karena acara intim yang
aku harapkan ternyata masih harus sedikit
tertunda, karena Rhoma sungkan pada tamu
tamunya yang masih nongkrong didepan,
seharusnya tamu tamu itu tahu diri, begitu
pengantin masuk kamar, merekapun harus cepat
cepat pulang agar pengantin bisa menikmati
malam pertamanya dengan tenang. Sambil
berdiri menatap kaca hias yang berukuran besar
didepan tempat tidurku, aku mulai melepasi
segala perlengkapan yang aku kenakan, memang
agak repot juga melepaskan semua perhiasan
dan lain lain yang menempel di badanku, tetapi
dengan sedikit membuang tenaga, akhirnya aku
berhasil melepas semua perhiasan dan juga
pakaianku sehingga aku jadi telanjang bulat
didepan kaca. Dengan teliti aku memperhatikan
tubuhku sendiri, entah mengapa aku jadi
terangsang sendiri melihat tubuhku yang
telanjang didepan kaca ini. Susuku membusung
dengan putingnya yang coklat berdiri tegak,
sedangkan diantara kedua pahaku berkumpul
hutan rimba jembut yang sangat tebal, beberapa
hari yang lalu aku memerlukan waktu hampir
setengah jam untuk membersihkan jembutku
yang letaknya kurang beraturan, sehingga saat ini
semuanya tampak rapi terutama di bagian bibir
nonok, maksudku agar supaya memudahkan
Rhoma kalau nanti memasukkan kontolnya ke
liang wasiat ini. Ketika kucoba untuk meraba
nonokku yang sudah mulai basah, sementara
ketika aku menyentuh itilku terasa sudah
membengkak meskipun belum disentuh Rhoma,
aku merasa kalau sebenarnya aku sudah bernafsu
sejak kemarin sore, tetapi pelepasannya
menunggu saat ini, entah kapan Rhoma akan
masuk kekamar ini untuk dapat memuaskan aku.
Sementara aku menanti Rhoma sambil berbaring
ditempat tidurku dalam keadaan telanjang bulat,
aku mencoba untuk membaca baca majalah,
ketika kudengar ketukan dipintu, aku langsung
tahu bahwa itu Rhoma, dengan sengaja aku tidur
terlentang sambil kakiku agak mengkangkang
sehingga nonokku terpampang jelas. Kuharap
Rhoma akan terangsang melihat ini semua agar
supaya dia tambah bernafsu. Setelah kurasa
posisiku sudah tepat, aku berteriak “masuk”. Saat
itu, bila ada geledek menyambar mungkin aku
tidak sekaget saat ini, karena yang tadinya kukira
Rhoma ternyata adik Rhoma. Kucoba untuk
meraih benda apa saja diatas tempat tidur itu
untuk menutupi badanku, tetapi tak sepotong
kainpun ada diatas tempat tidur itu, jadi dengan
muka yang terasa sangat panas, aku berusaha
menutupi bagian vitalku dengan kedua tanganku.
Dengan terbata bata aku menanyai Rochim adik
Rhoma apa perlunya masuk kamarku. Dengan
muka merah juga, Rochim mengatakan kalau
kakaknya berpesan agar aku tidur dulu kalau
sudah ngantuk. Aku tak dapat menjawab kata
kata Rhoma itu, aku sangat malu dan bingung
apa yang harus kulakukan agar Rhoma tidak tahu
hal ini. Karena aku diam saja, Rhoma dengan
leluasa memuaskan matanya memandang
tubuhku yang terbuka ini. Aku memberanikan diri
untuk berkata pada Rochim agar supaya tidak
menceritakan hal ini pada kakaknya, karena aku
sangat malu. Rochim hanya mengangguk dan
langsung keluar dari kamarku. Aku menarik nafas
lega, tetapi mukaku kurasakan masih panas
karena malu disamping hatiku masih berdebar
debar. Benar benar memalukan………………
Entah berapa lama aku tertidur, namun aku
terbangun oleh rasa geli diselangkanganku, ketika
kubuka mataku kulihat Rhoma sudah telanjang
bulat dengan posisi 69 diatasku, sementara
Rhoma asyik menjilati nonokku, kontolnya yang
sudah ngaceng tergantung bebas didepanku.
Tanpa menunggu lagi langsung aku
menggenggam kontolnya dan menghisapnya
seperti aku menghisap permen loli. Aku sudah
lupa dengan kejutan si Rochim tadi, rasa geli yang
ditimbulkan oleh jilatan Rhoma membuat aku
makin berusaha melebarkan pahaku supaya
nonokku tambah lebar dan lidah Rhoma makin
dalam menelusuri nonokku. Aku merasakan
kenikmatan yang luar biasa terutama di bibir
nonokku, rasanya aku sudah hampir mencapai
orgasme, aku tahu bahwa kali ini Rhoma ingin
membuatku benar benar merasakan nikmatnya
seks, karena itu aku juga tak mau kalah, aku juga
menggarap kontol Rhoma yang sedang kuhisap
ini, Dengan lidahku kuselusuri batang kontol
Rhoma mulai dari ujungnya sampai ke
pangkalnya berulang ulang baru kemudian
kukulum ujung kontolnya yang seperti jamur itu
dan kemudian lubang kencingnya aku gosok
gosok dengan lidahku sampai Rhoma menggeliat
geliat menahan geli, aku tak perduli, malahan
buah pelir Rhoma aku usap dengan jari jariku dan
ujung kontolnya kukulum dan pelan pelan aku
memasukkan batang kontolnya ke dalam
mulutku yang sudah kupenuhi dengan air liur itu
sampai akhirnya kurasakan ujung kontol Rhoma
menyentuh pangkal leherku, aku agak tersedak
tetapi kutahan agar tidak sampai membuat
Rhoma kecewa. Saat itulah Rhoma menghentikan
jilatannya sehingga akupun menghentikan
kulumanku.Ketika kulihat Rhoma berputar posisi dan mulai
menciumi bibirku, aku merasakan bahwa inilah
saatnya yang sudah lama kunanti nantikan kontol
Rhoma memecahkan keperawananku. benar saja
Rhoma meletakkan bantal di bawah pantatku
sehingga pantatku terangkat keatas dan nonokku
makin mencembung, dengan agak gemetar
Rhoma menepatkan ujung kontolnya diantara
bibir nonokku dan dengan pelahan dia
mendorong kontolnya memasuki liang
nonokkku, aku memejamkan mata dan tiba tiba
saja kurasakan ada sedikit rasa perih yang
kemudian tidak kurasakan lagi karena Rhoma
sudah menempelkan seluruh badannya ke atas
tubuhku sambil menciumi bibirku. Tangan
Rhoma asyik meremas remas susuku ketika tiba
tiba kurasakan Rhoma mulai menarik kontolnya,
saat itu kembali kurasakan rasa ngilu tetapi juga
ada rasa geli karena gesekan kontol Rhoma
dengan dinding nonokku yang sangat peka itu.
Merasakan kalau aku kesakitan, Rhoma menahan
gerakannya dan barulah dilanjutkannnya lagi
ketika aku kelihatan sudah diam, ketika Rhoma
mendorong lagi kontolnya ke dalam liangku, rasa
sakit itu sudah tak terasa lagi, yang kurasakan
adalah rasa geli apalagi ketika ujung kontol Rhoma
menghunjam dasar liang kemaluanku yang
masih peret itu, benar benar nikmat. Belum lama
Rhoma memaju mundurkan kontolnya aku
mendadak merasakan geli yang luar biasa
disekeliling liang nonokku sehingga membuatnya
jadi mengejang rupanya saat itu aku mencapai
kepuasan yang selama ini aku nanti nantikan
kepuasan dari hubungan seks yang sebenarnya,
bukan cuma kepuasan dari hasil jilat menjilat
seperti dulu. Aku merintih sambil menggigit
pundak Rhoma, saat itu juga kurasakan Rhoma
menusukkan kontolnya dalam dalam dan diapun
menyemburkan pejunya kedalam liang nonokku.
Benar benar asyik………… Aku tergeletak tanpa
sadar untuk beberapa waktu rasanya badan ini
lemas lunglai tetapi dalam hatiku nafsuku masih
berkobar kobar karena belum puas betul. Aku
juga merasa kalau kontol Rhoma yang masih
terkubur dalam nonokku itu juga masih keras,
sehingga ketika kucoba menggerak gerakkan
pantatku kurasakan kontol Rhoma masih
mengganjal dalam liangku itu.
Ketika Rhoma merasakan gerakan pantatku, ia
menggerakkan kepalanya dan menatapku sambil
berkata, “Enak ya……..apa kamu mau lagi ? Aku
tidak menjawab tetapi aku hanya menyeringai
saja, kucium bibir Rhoma dengan gemas sambil
mendekapnya erat erat. Pelan pelan Rhoma
menggerak gerakkan kontolnya lagi, kurasakan
kontol Rhoma mulai mengembang di dalam
nonokku sampai akhirnya memadati nonokku
lagi. Aku menggigit bibirku ketika Rhoma
menekan ujung kontolnya sehingga leher
rahimku yang tentunya sangat perasa itu
tergosok keras sekali. kontol Rhoma sebenarnya
cukup panjang tetapi karena agak melengkung
maka kelihatan pendek namun ukurannya gemuk
sekali sehingga untuk nonokku yang masih baru
dipakai ini menimbulkan rasa geli yang luar biasa
karena membuat liangku padat dan selalu
menggesek tempat tempat yang sensitif di
nonokku itu.. Aku mencoba menguakkan kakiku
lebih lebar lagi agar supaya nonokku mampu
menelan semua kontol Rhoma, tetapi usahaku sia
sia karena liangku sudah benar benar menganga
namun aku tetap tak berhasil membuat bagian
dalam nonokku terpuaskan, ini semua membuat
aku mulai menggerakkan pantatku agar supaya
kontol Rhoma lebih tepat tujuannya yaitu bagian
dalam nonokku, memang aku merasakan geli
ketika batang kontol Rhoma menggesek gesek
itilku, tetapi rasanya masih kurang jika leher
rahimku belum digosok dengan keras memakai
ujung kontol Rhoma itu.
Aku mulai merasa kesal dengan gerakan Rhoma
yang kurang bersemangat itu, karena Rhoma
hanya memaju mundurkan kontolnya secara
lamban sambil terus menerus menciumi bibirku
serta meremas remas susuku. Yang aku inginkan
adalah gerakan yang cepat sehingga rasa gelinya
betul betul terasa. Ketika aku bisikkan hal ini pada
Rhoma, dia langsung menuruti permintaanku ini,
namun apa lacur, baru saja Rhoma bergerak
cepat, kontolnya sudah menyembur nyembur
lagi, rupanya dia sudah mencapai kepuasannya.
Aku yang tak mengerti semua ini berusaha
mengimbangi tusukan Rhoma dengan lebih keras
memutar mutar pantatku, tapi Rhoma merintih
kegelian, rupanya dia tak tahan dengan gerakanku
sehingga merintih rintih. Aku yang sudah
kesetanan tak perduli, selama masih terasa
mengganjal, maka aku terus menggoyangkan
pantatku agar ujung kontol Rhoma dapat
menyentuh dasar nonokku , kucengkeram
punggung Rhoma ketika kurasakan rasa geli yang
makin memuncak dalam tubuhku, mataku
mendelik merasakan kenikmatan yang berkumpul
didalam nonokku sampai akhirnya srooot….ujung
kontol Rhoma berhasil menyentuh dasar
nonokku, saat itulah aku berteriak lega
dan……….nonokku mengejang merasakan
nikmatnya persetubuhan ini. Aku betul betul
puas, karena aku berhasil mendapatkan apa yang
kuinginkan dari Rhoma, aku setengah tak perduli
ketika Rhoma mengomel panjang pendek karena
aku memaksakan kepuasanku sendiri meskipun
saat itu kontol Rhoma sudah lemas. Aku hanya
tersenyum saja mendengarkan omelannya, yang
penting saat ini adalah istirahat, karena setelah dua
kali bersetubuh rasanya badan jadi letih dan
lemas sekali. Ini adalah pengalaman malam
pertamaku , sebenarnya melihat Rhoma yang
loyo itu aku sudah curiga kalau dia kurang
mampu dalam hal yang satu ini. Ternyata dugaan
ini terbukti setelah perkawinan kami berjalan
beberapa tahun.
Perkawinan kami berjalan dengan cukup lumayan
sampai aku melahirkan dua orang anak, tetapi
saat itulah Rhoma mulai seringkali sakit sakitan.
Hal ini berakibat banyak bagi kehidupan seks yang
sudah aku nikmati selama ini. Jikalau dulunya
hampir dua hari sekali aku menikmati
persetubuhan sampai mencapai kepuasan, maka
sekarang persetubuhan justru hanya menjadikan
aku tersiksa, karena setiap kali main, kontol
Rhoma selalu lemas dan sulit masuk di liangku.
Rhoma hanya mampu merangsang aku dengan
jilatan jilatannya yang menggelikan itu. Seperti
waktu kemarin, aku benar benar kesal dengan
Rhoma. Kemarin siang aku mendapat kunjungan
temanku Mukinah, karena saat itu Rhoma sedang
pergi, maka kami dapat bercerita dengan bebas
tanpa kuatir didengar oleh suami. Suatu saat
Mukinah bercerita tentang pengalamannya di atas
tempat tidur dengan suaminya. Aku tidak terlalu
heran dengan cerita Mukinah kalau suaminya
pandai memuaskan dia, kalau dia selalu mencapai
kepuasan setiap kali main dan juga tentang hal hal
lain tentang hubungan intimnya dengan sang
suami, bahkan ada beberapa hal yang justru
menurut aku Rhoma lebih hebat dari suami
Mukinah. Namun masalahnya sejak beberapa
waktu ini Rhoma tidak pernah bisa memuaskan
aku, sehingga cerita Mukinah benar benar
membuat aku jadi terangsang dan nafsuku
memuncak, aku merasa kalau saja saat itu ada
kontol yang stand by, pasti sudah akan kuhisap
dan kuhunjamkan ke nonokku yang yang sudah
basah kuyup itu.
Cerita cerita Mukinah membuat aku jadi panas
dingin, ketika Mukinah sudah pulang, aku cepat
cepat masuk ke kamar dan berusaha untuk tidur,
tetapi rasa gatal di nonokku benar benar tak
tertahankan, selama ini aku hanya merasakan
jilatan jilatan lidah Rhoma yang menyelusuri
nonokku, tetapi sudah lama kontolnya tidak
pernah berhasil membuatku orgasme, sehingga
dapat dibayangkan betapa rindunya aku dengan
kehadiran sebatang kontol yang dapat mengisi
kekosongan diantara celah nonokku ini. Tanpa
terasa tanganku sudah mengembara ke antara
selangkanganku, memang sudah sejak lama aku
tidak pernah memakai celana dalam bila ada
dirumah, sehingga dengan mudah tanganku
dapat mengelus bukit nonokku yang berjembut
tebal itu. Kurasakan geli yang berkumpul disitu
membuatku jadi gemas sehingga berkali kali
kuremas remas bukit nonokku itu agar rasa geli
itu lenyap, namun yang terjadi malahan
sebaliknya, rasa geli itu makin memuncak sampai
tanpa sengaja jariku menyentuh itilku sendiri.
Kurasakan kenikmatan yang luar biasa, berbeda
dengan jilatan lidah Rhoma, dan lebih menyerupai
gesekan kontol pada itil. Kucoba menggosok lagi
itilku dengan jariku, aku jadi terperangah karena
rasa nikmat yang kudapat benar benar
sensasional. Tanpa terasa jariku asyik menggesek
gesek itilku sementara tidurku yang tadinya
menyamping sekarang jadi terlentang dan kakiku
sudah terpentang lebar, jari jariku yang gemetar
terus merojok itilku yang membengkak itu dan
akhirnya mulai memasuki bagian dalam liang
nonokku, terasa geli dan hangat sekali. Apalagi
saat jariku menggeser geser bibir dalam nonokku
rasanya luar biasa. Tanpa dapat kutahan lagi aku
menjerit kecil ketika kurasakan nonokku
mengejang karena orgasme.
Keringat dingin membasahi seluruh tubuhku,
karena baru sekali ini aku mendapatkan
kenikmatan yang lebih nyata. Jantungku berdebar
debar karena rangsangan yang aku rasakan tadi
itu, dalam batin aku berpikir apakah ini yang
disebut dengan masturbasi itu, memang rasanya
nikmat tetapi sejujurnya saja lebih nikmat jika
batang kontol yang sejati yang menggelitik
nonokku, bukan cuma jari telunjukku yang
menggeser geser di bibir nonok sampai basah
kuyup, dengan tubuh dan pikiran yang lebih
enteng, aku coba untuk tidur tiduran karena hari
masih sore sedangkan Rhoma baru pulang
sekitar jam 5 atau 6 sore nanti. Namun justru
berbaring baring ini menyebabkan pikiranku jadi
melayang layang dan membuat nafsuku jadi
berkobar lagi, karena sebenarnya saja aku masih
ingin merasakan kontol yang sejati. Kadang
kadang terlintas di pikiranku untuk mencari pria
lain yang dapat memuaskan aku, tetapi pikiran ini
aku buang jauh jauh karena aku takut. Tetapi
bagaimana lagi, Rhoma tak berhasil memuaskan
aku, saat aku melamun seperti itu kudengar pintu
kamarku dibuka, rupanya Rhoma yang barusan
pulang dari pergi dan langsung masuk kekamar.
Ketika melihat aku tidur tiduran, ia segera duduk
disamping tempat tidur sambil menyapaku,
tangannya memijat mijat pundakku sambil
menanyakan kenapa aku kok beristirahat, apakah
memangnya aku lelah. Sementara berbicara itu
tangannya mengembara dan langsung
menelusup kebalik dasterku dan meremas
nonokku, aku yang sudah sejak tadi terangsang
jadi kelabakan. Aku jadi nekad kepengen
mencoba barangkali saja Rhoma bisa
memuaskan aku kali ini. Segera kubuka ikat
pinggang Rhoma dan kubuka celananya serta
kukeluarkan kontolnya. Ketika kukulum, kontol
Rhoma langsung berkelojotan dan mulai ngaceng
meskipun tidak terlalu keras. Ketika kusibakkan
dasterku keatas, maka nonokku sudah langsung
terpampang didepan mata Rhoma. Seperti
biasanya Rhoma langsung menciumi nonokku
dan membentangkan bibir nonokku untuk mulai
menjilatinya.
Tetapi kali ini aku bertindak agresif. Aku
memberontak dan mulai melepaskan pakaian
Rhoma sehingga dia telanjang bulat. Ketika sudah
bugil, kusuruh Rhoma terlentang sehingga
kontolnya yang setengah ngaceng itu menjulang
keatas meskipun agak melengkung, aku sengaja
tidak mau lagi menghisapnya karena aku kuatir
kalau terlalu geli maka Rhoma justru akan cepat
keluar. Langsung saja aku mengangkangi Rhoma
dan kuselipkan kontolnya diantara kedua bibir
nonokku, ketika sudah kurasakan tepat, maka
pelan pelan aku menurunkan pantatku karena
kalau aku tekan cepat cepat aku kuatir kalau
meleset karena kontol Rhoma belum ngaceng
sepenuhnya. Akhirnya kontol Rhoma berhasil
amblas ke dalam liangku, aku benar benar
merasa lega meskipun kurasakan rongga
nonokku agak sulit merasakan gesekan kontol
Rhoma yang masih agak mengantuk itu. Ketika
kucoba memutar pantatku pelan pelan,kudengar
Rhoma menggerang dan terasa kontolnya mulai
mekar di dalam liang nonokku, aku makin
mempercepat putaranku bahkan kadang kadang
aku menaik turunkan pantatku. Akhirnya
kurasakan kontol Rhoma sudah benar benar
ngaceng dan memadati dinding dinding nonokku,
aku mulai merasakan nikmat yang luar biasa.
Kurasakan ujung kontol Rhoma menggosok
gosok leher rahimku menimbulkan rasa geli yang
jauh berbeda jika hanya sekedar dijilati saja, tetapi
aku juga merasakan bahwa meskipun kontol
Rhoma sudah ngaceng gosokan didalam liang
nonokku ini tidak sekeras dahulu waktu kontol
Rhoma masih tokcer.
Dengan memejamkan mata kuputar putar
pantatku agar gesekan ujung kontol Rhoma
makin terasa dileher rahimku, sementara
tanganku asyik meremas remas susuku sendiri.
Aku tak berani mengangkat pantatku terlalu tinggi
karena aku kuatir kalau gerakanku itu akan
menimbulkan rangsangan dan rasa geli yang
akan membuat Rhoma jadi muncrat. Namun
upayaku percuma saja, karena ketika aku merasa
bahwa puncak kenikmatanku segera tiba, maka
tanpa sadar aku mempercepat putaran pantatku,
saat itu Rhoma mendorong tubuhku dan
meminta agar aku menghentikan gerakanku. Aku
tak perduli karena aku merasa bahwa dalam
sekejap aku sudah akan mencapai kepuasan yang
sejak lama aku dambakan. Namun apa yang
terjadi, tiba tiba saja aku rasakan ada cairan
hangat menyembur nyembur dalam nonokku,
rupanya Rhoma sudah tak tahan lagi dan pejunya
keluar.
Kucoba untuk meneruskan gerakanku agar
supaya kenikmatanku segera tercapai, tetapi
sayang sekali kontol Rhoma sudah langsung loyo
setelah memuntahkan pejunya sehingga tidak lagi
dapat bertahan dalam jepitan nonokku dan melejit
keluar. Aku menjerit marah dan memukuli badan
Rhoma, karena rasa kecewaku yang luar biasa,
hanya dalam hitungan 1,2,3 saja sebenarnya aku
sudah akan terpuaskan, tetapi Rhoma benar
benar lemah sehingga tidak dapat menunggu.
Rhoma hanya menunduk lesu melihat
kekecewaanku itu, dia diam diam keluar dari
kamar dan pergi mandi. Aku menangis sejadi
jadinya tanpa mengerti harus berbuat apa, yang
kuinginkan hanyalah sebuah kontol yang segar
dan mampu membuat nonokku jadi terpuaskan,
mengapa aku harus mempunyai suami yang tak
sanggup memuaskan aku, padahal sebagai
perempuan muda, nafsuku sangat besar dan
untuk berbuat serong aku belum
berani…………………
Aku selalu berusaha agar Rhoma berhasil
memuaskan diriku, semua cara sudah kupakai,
mulai dari membiarkan Rhoma merangsang aku
dan begitu aku merasa hampir mencapai puncak
maka aku memaksa Rhoma agar memasukkan
kontolnya ke dalam nonokku sampai yang paling
sadis aku memperkosa Rhoma agar bisa
memuaskan aku. Semuanya tak ada yang
berhasil, bahkan Rhoma jadi marah marah setiap
kali aku memaksanya untuk bersetubuh.
Suatu hari Rhoma pulang dari bepergian sambil
tersenyum senyum, aku jadi heran karena tidak
biasanya dia bersikap seperti itu. Ketika aku
menanyakan, dia hanya bilang kalau sekarang dia
pasti bisa membuat aku puas. Aku jadi ingin tahu
apa yang membuat dia begitu yakin dapat
memuaskan aku padahal biasanya lemas seperti
tahu.
Ketika kuikuti langkahnya ke kamar, Rhoma
mengeluarkan suatu benda panjang dan
langsung disodorkan padaku, ketika kupegang
benda itu, barulah aku sadar bahwa itu adalah
kontol palsu dibuat dari karet. Aku langsung
menelan ludah sendiri ketika memperhatikan
barang tersebut. Panjangnya sekitar 30 cm
dengan lingkar sekitar 5 cm warnanya agak pucat
tetapi persis seperti kontol yang asli, bahkan kalau
dibandingkan dengan kepunyaan Rhoma, maka
kontol palsu ini jauh lebih meyakinkan. Meskipun
sebenarnya aku mengerti fungsi benda ini, tetapi
aku pura pura tidak mengerti, bahkan aku
bertanya apa gunanya benda tersebut. Rhoma tak
menjawab, malahan ia segera melepas dasterku
sehingga aku jadi telanjang bulat, Rhoma sendiri
tidak membuka pakaiannya, tetapi ia merebahkan
aku ditempat tidur serta menggosok gosok itilku
agar aku terangsang. Aku memejamkan mata
merasakan jari kasap Rhoma yang menggosok
itilku itu. Mestinya aku langsung basah merasakan
rangsangan Rhoma ini, karena saat itulah
kurasakan kontol karet tadi oleh Rhoma diselipkan
diantara bibir nonokku dan kemudian pelan pelan
ditekannya kedalam, aku menggeliat geli karena
barang ini benar benar membuat liang nonokku
jadi tergesek dengan sempurna. Rhoma terus
menekankan kontol palsu itu ke dalam nonokku
pelahan lahan sampai mengenai dasar rahimku,
Rhoma langsung berhenti.
Dia lalu memutar mutar kontol karet itu serta
mengeluar masukkan di dalam liangku itu. Aku
merintih geli dan keenakan karena sudah
beberapa lama kenikmatan seperti ini tak pernah
aku dapat. Memang rasanya hambar, karena
tanpa pelukan mesra dan kehangatan tubuh
Rhoma yang menempel lembut di seluruh
tubuhku sehingga mulai dari susu sampai ujung
kaki semuanya bersentuhan. Namun rasa geli
yang ditimbulkan oleh gerakan tangan Rhoma
membuat aku menggelinjang keenakan, mataku
terpejam rapat karena rasa geli dan enak yang
memenuhi seluruh alat kelaminku mulai dari itil,
bibir dan dinding nonok sampai juga di leher
rahimku semuanya terasa geli sehingga aku tak
tahan lagi, tanpa sadar tanganku sudah
membantu Rhoma merojokkan kontol karet itu ke
dalam nonokku sementara mulut Rhoma juga
asyik mengulum pentil susuku.
Aku tak menyangka kalau Rhoma bisa
mempunyai pikiran untuk membeli barang
seperti ini, sehingga saat ini aku dapat merasakan
kenikmatan yang luar biasa, bahkan lebih hebat
daripada saat saat kontol Rhoma masih tokcer
dulu. Rasa geli yang membuat nonokku jadi
banjir dengan lendir kental ini sudah tak
tertahankan lagi, aku melenguh keras dan kujepit
kontol karet itu dengan kedua pahaku ketika
kurasakan aku mengalami orgasme.
Ketika dilihatnya aku sudah lemas karena
kepuasan, Rhoma mencabut kontol karet itu dan
berbisik, kalau saja aku kepengen maka sebaiknya
aku pakai alat itu, dia nggak keberatan. Aku tak
menyahut, karena saat itu aku barulah merasa
malu, entah bagaimana sikapku tadi ketika
mencapai puncak kenikmatan. Tetapi aku tak
perduli lagi, tokh yang menyuruh Rhoma sendiri.
Sambil tiduran, aku sempat berpikir mana yang
paling nikmat, bersetubuh dengan Rhoma, dijilati
oleh Rhoma atau main dengan kontol karet itu.
Aku merasa bahwa yang paling nikmat adalah
dijilati, karena rasa gelinya membuat tubuhku jadi
menggelepar gelepar seperti ikan yang jatuh
kedarat. Kedua barulah main pakai kontol karet
itu, tetapi aku juga bertanya dalam hatiku,
bagaimana rasanya main dengan laki laki yang
mampu bertahan lama dalam bersetubuh, pasti
aku akan menemukan kenikmatan yang luar
biasa, karena pada saat mencapai puncaknya,
pasti kami sama sama akan beringas.
Meskipun aku sudah lebih menikmati kepuasan
seks dengan kontol karet itu, tetapi hubunganku
dengan Rhoma tetap saja hambar, karena di
mataku Rhoma makin hari makin bertambah
seenaknya sendiri, entah karena dia mengalami
stress atau bagaimana, tetapi yang jelas, makin
hari Rhoma makin ngawur dan tak bertanggung
jawab baik dalam hal keuangan maupun dalam
hal keluarga. Aku sendiri dengan keadaan
ekonomi orang tuaku yang kaya, aku tak pernah
perduli dengan kelakuan Rhoma itu, aku mampu
membiayai hidupku dengan uang orang tuaku
serta juga dengan bisnisku sendiri, meskipun
Rhoma selalu marah bila aku berdagang. Aku
menyadari juga bahwa memang berdagang bagi
perempuan secantik dan semontok aku memang
berbahaya, karena banyak lelaki hidung belang
yang selalu siap memangsa aku. Untunglah
selama ini aku dapat bertahan karena aku masih
dapat menerima kepuasan yang kudapat dari
memuaskan diri sendiri, meskipun sejujurnya
saja aku masih mengharapkan kontol yang segar
dan persetubuhan dengan laki laki yang perkasa
yang dapat membuat aku benar benar berteriak
keenakan oleh cara mainnya yang
tangguh……………
Jikalau Achmad selalu mencurigai kalau aku
berbuat serong dengan kenalanku dari
berdagang, kurasa itu tak keliru, karena mereka
memang rata rata seringkali menggoda aku
meskipun aku tak pernah menganggapinya.
Tetapi yang diluar dugaan Rhoma dan
sesungguhnya saja juga diluar dugaanku, justru
teman dekat Rhoma sendiri yang membuat ulah
denganku…………………….
Rhoma mempunyai seorang kenalan yang
berbisnis dengannya, aku juga kenal baik dengan
laki laki Cina ini, dia seringkali datang kerumah dan
berbincang bincang dengan Rhoma. Setiap kali
ada kesempatan dia selalu mengajak aku
berbicara, bicaranya menyenangkan dan dia
selalu bercerita tentang segala macam hal yang
aku senangi. Selama itu Rhoma tak pernah curiga
karena bisnisnya dengan Rudy nama si pria itu
selalu sukses dan dia merasa banyak diberi
keuntungan oleh Rudy, sehingga malahan
seringkali bila Rudy datang dan dia harus pergi,
maka Rudy selalu diajaknya, tetapi jikalau Rudy
menolak, maka dibiarkannya Rudy tetap
dirumahku dan disuruhnya aku untuk
menemaninya. Sifatku yang terbuka dan periang
menyebabkan pembicaraan kami selalu hidup
dan menyenangkan, bahkan akhirnya kami sering
berbicara juga masalah seks. Aku sangat suka
dengan cara Rudy berbicara, karena setiap kali dia
bercerita, nonokku jadi basah kuyup karena
terangsang mendengar ceritanya yang hebat
hebat itu. Tetapi khusus yang satu ini aku tak
pernah bercerita pada Rhoma, kusimpan sendiri.
Saat itu aku baru saja menutup garasi setelah
mengantar Rhoma keluar, aku langsung bergegas
mandi karena hari sudah agak siang. Didalam
kamar mandi aku melepas dasterku dan tanpa
sengaja pandanganku menatap pada kaca besar
yang sengaja dipasang Rhoma dikamar mandi
itu. Aku melihat tubuh telanjangku sendiri, kulihat
susuku yang montok menantang dengan
pentilnya yang mencuat ke atas, belum lagi
jembutku yang rimbun di sela pahaku itu. Aku
jadi bernafsu sendiri karena membayangkan
seandainya ada pria yang bersamaku di kamar
mandi itu. Ketika kurasa nonokku seperti
terganjal, aku sadar bahwa itilku sudah mulai
membengkak, benar saja ketika aku menunduk
dan menyibakkan jembutku, kulihat itilku yang
warnanya merah tua itu sudah muncul keluar
dari celah lipatan bibir nonokku. Pelan pelan
kugosok itilku dengan jari, rasa geli yang
kurasakan membuat mataku terpejam
menikmatinya. Badanku jadi gemetar karena
sentuhan jariku itu, memang belakangan ini
hampir tak pernah aku bersetubuh dengan
Rhoma karena belakangan ini Rhoma sering sakit
dan kondisi tubuhnya lemah, jikalau dulu melihat
aku telanjang saja dia sudah langsung terangsang
meskipun kontolnya agak impoten, tetapi
belakangan ini meskipun aku telanjang dia tak
bereaksi apa apa. Jadi otomatis aku lebih banyak
main sendiri demi untuk kepuasan nafsu seksku
yang menggebu gebu itu. Ketika rasa geli makin
terasa, aku bersandar pada tembok kamar mandi
sementara tanganku yang kiri menguakkan
lubang nonokku dan jari tangan kananku makin
cepat menggosok itil serta mengaduk aduk liang
nonokku, saat itulah kudengar teleponku
berdering. Aku kaget sekali, kuhentikan gosokan
nikmat itu , dalam hati aku mengumpat karena
sedang asyik asyiknya kok telepon berdering.
Karena tak juga berhenti dering telepon itu,
dengan telanjang bulat aku keluar dari kamar
mandi dan mengangkat telepon itu. Aku
mengomel panjang pendek ketika kuketahui
telepon itu datangnya dari Rudy, dia tertawa
terkekeh ketika kuberitahu bahwa saat itu aku
sedang mandi. Dia bertanya apakah aku telanjang
bulat, ketika kuiyakan ia berkata lagi, sayang
teleponnya tidak bervideo, kalau tidak tentu sudah
dapat melihat ketelanjanganku itu. Aku tertawa
ketika ia berkata bahwa tadi ia melihat mobil
Rhoma meluncur ke arah Surabaya, sehingga ia
menelepon aku dari jalan. Ketika kupastikan
bahwa aku di rumah sendirian, Rudy menyatakan
kalau dia akan ke rumahku. Aku mengiakan dan
kembali aku masuk ke kamar mandi, rencanaku
untuk memuaskan diri jadi buyar karena telepon
Rudy tadi, tetapi aku justru menmbayangkan hal
yang lain lagi, seandainya saja Rudy mengajakku
main, apakah aku diam saja, tokh di rumahku
sepi…………..
Baru saja aku keluar dari kamar mandi kudengar
ketukan di pintu depan, pasti itu Rudy, aku sedikit
heran kok begitu cepat dia sampai di rumahku,
tetapi aku menduga kalau dia tadi menelpon
mempergunakan hand phone, sehingga
langsung meluncur ke rumahku. Aku agak
berpikir, apakah aku langsung membukakan pintu
ataukah aku berganti pakaian dulu, karena saat itu
seperti biasanya aku sama sekali tak memakai
pakaian dalam serta daster yang aku pakai agak
tipis sehingga pasti Rudy dapat melihat benda
benda rahasia milikku. Karena ketukan dipintu
semakin keras aku memutuskan untuk cuek saja,
jadi aku langsung ke pintu dan membukanya,
Rudy sambil cengar cengir berdiri didepan pintu,
tanpa kupersilahkan dia sudah menerobos masuk
dan berdiri disampingku sambil
memperhatikanku. Matanya berpindah pindah
menatap susuku dan ke selangkanganku yang
ada dibalik daster tipisku. Aku jadi agak malu, jadi
kupersilahkan dia untuk duduk dulu dan aku
langsung masuk menuju kamarku untuk berganti
pakaian. Selintasan kulihat kontol Rudy sudah
ngaceng melihatku, karena tampak dari celananya
yang menggembung di bagian depan itu. Seperti
yang sudah kuduga, ketika aku masuk kekamar,
Rudy pun mengikutiku ke kamar, hanya saja ia
cuma berdiri di depan pintu sambil berkata,
“Kenapa mesti ganti, kan selama ini kamu kan
memangnya nggak pernah pakai celana, kok
sekarang malah mau ganti pakaian. Aku
tersenyum malu, tapi aku berkata, “Rud, sana
duduk dulu, aku mau ganti ya, nanti kita omong
omong lagi yang sip !” Tapi Rudy diam saja
malah katanya, ” Kalau mau ganti ya ganti saja,
biar aku lihat dari sini, apa bedanya Madura dan
Cina !”
Aku berdebar debar melihat kenekadan Rudy ini,
karena memang sebenarnya aku juga suka
dengan Rudy, maka dengan membelakangi Rudy
aku melepas dasterku, karena memang aku tak
memakai apapun di sebelah dalam, maka
otomatis saat itu aku telanjang bulat. Ketika aku
membuka lemari pakaianku, tiba tiba kurasakan
Rudy memelukku dari belakang, kedua tangannya
langsung meremas susuku dengan lembut
sementara bibirnya menciumi leherku dari
belakang. Aku mencoba untuk memberontak,
tetapi tangan Rudy lebih kuat memelukku, bahkan
justru dengan gerakanku itu, pantatku
menyentuh benjolan kontolnya yang sudah
ngaceng itu. Aku mencoba untuk melarang Rudy
dan mendorong tubuhnya, tetapi Rudy
sepertinya melekat dipunggungku, bahkan
sekarang tangannya yang satu mulai merambah
ke bukit nonokku dan mengusap ngusap
jembutku yang lebat itu. Sambil berbisik Rudy
berkata di telingaku “Aku sudah lama rindu
kepengen meraba jembutmu yang lebat ini, baru
sekarang berhasil lho !” Rangsangan Rudy pada
susuku benar benar membuat nafsuku jadi naik,
karena cara Rudy merangsangku sangat halus
dan kalem sekali, tangannya dengan lembut
memilin puting susuku sementara tangannya
yang satu berusaha menyelipkan jarinya di liang
nonokku dan yang paling membuat aku lemas
adalah ciuman dan jilatan jilatan Rudy pada leher
serta daun telingaku. Benar benar luar biasa,
teknik mencumbuku sangat berbeda dengan
Rhoma yang kasar itu. Aku benar benar tak tahan
dengan semua ini, tubuhku kusandarkan
sepenuhnya kebadan Rudy sambil berbisik “Rud
aku takut kalau ketahuan tetangga lho !” Tetapi
Rudy yang mungkin juga sudah kesetanan tak
perduli, malah aku didorongnya ke tempat tidur
dan didorongnya aku ke atas tempat tidur, karena
masih malu aku tak mau terlentang, tetapi aku
terus saja telungkup dan menempelkan mukaku
keatas kasur.
Rudy tak perduli meskipun aku tak mau
terlentang, dia terus menciumi punggungku
mulai dari leher turun terus menyusuri
pingganggu, kemudian ia bahkan menggigit pelan
pelan pantatku yang montok itu dengan gigitan
mesra. Rasanya aku sudah ingin menjerit minta
disetubuhi saja, karena meskipun nonokku sama
sekali belum disentuh, tetapi cumbuan Rudy
sudah membuat aku banjir nggak karu karuan.
Rasanya seluruh tubuhku jadi membengkak dan
mukaku terasa panas sekali, apalagi ketika Rudy
menguakkan pantatku dari belakang dan di luar
dugaanku, lidahnya yang hangat itu mulai
menjilati lubang duburku yang juga ditumbuhi
rambut rambut halus yang cukup banyak itu ,
aku menjerit kecil merasakan kenikmatan ini.
Benar benar nikmat, rasa geli dan gatal yang
ditimbulkan oleh gesekan lidah Rudy yang kasap
itu, rasanya dunia sudah berputar putar. Aku
mandah saja ketika Rudy mendorong tubuhku
sehingga sekarang aku terlentang, tak ada
sedikitpun usahaku untuk menutupi tubuhku,
kubiarkan Rudy menyaksikan tubuhku yang
hanya pernah dilihat Rhoma itu, kubiarkan dia
memperlakukannya sesuka hati, aku sudah
pasrah dan menanti puncak dari kenikmatan ini


Adult | GO HOME | Exit
1/1806
U-ON

inc Powered by Xtgem.com